Rambut memang menjadi mahkota perempuan. Kita bisa mengubah gaya rambut sesuka hati kita. Bisa panjang, pendek, lurus, keriting, dan lain - lain. Tetapi, perempuan - perempuan di Desa Huanglo Yao di China, tidak suka rambut pende. Kenapa ya?
Desa Rambut Panjang
Desa Huanglo Yao dikenal dengan nama 'desa rambut' atau 'long hair village'. Perempuan - perempuan di desa ini percaya pada adat leluhur mereka. Rambut mereka hanya boleh dipotong saat usia 16 tahun sebelum mereka mencari pasangan.
Rambut perempuan dianggap suci. Hanya suami da keluarga mereka yang boleh melihat sanggul mereka. Dahulu kala, jika ada lelaki yang bukan dari keluarga perempuan melihat rambutnya tanpa penutup kepala, maka lelaki itu dipaksa tinggal di rumah keluarga perempuan.
Masyarakat di sana percaya bahwa rambut panjang perempuan memberikan umur yang panjang, kekayaan, dan keberuntungan. Semakin panjang rambut, semakin beruntung mereka.
Dicatat Guinnes World of Record
Perempuan di Desa Huaglo hanya memotong rambut satu kali dalam hidup mereka. Rata - rata mereka meiliki rambut dengan panjang 5,5 meter. Bahkan, ada yang mencapai panjang 6,8 meter. Hal ini membuat Guinnes World Of Record mencatat desa Huaglo Yao sebagai desa dengan penduduk berambut terpanjang. Perempuan Desa Huanglo tak kesulitan merawat dan menata rambut panjang mereka. Kaum perempuan terbiasa menata rambut dengan konde dan menutupinya dengan scarf.
Menurut tradisi, rambut mereka hanya boleh diurai di hadapan keluarga terdekat. Tetapi, sejak tahun 1997, perempuan Yao mulai meninggalkan tradisi - tradisi tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar